Kamis, 13 Mei 2010

KIMC, Komunitas Pecinta Yamaha RX King
Selasa, 05 Januari 2010


Tarikan Kencang, Onderdil Mudah Dicari


Motor Yamaha RX King, ada yang mengidentikkan dengan motor yang digunakan untuk pelaku kejahatan. Misal saja jambret ataupun motor yang sering digunakan untuk balapan liar. Tapi di kalangan pecinta Yamaha RX King Tanjungpinang, image tersebut coba dihilangkan.


Yuliana Dewi, Tanjungpinang

Seperti yang tampak, sore kemarin. Belasan sepeda motor Yamaha RX King berjejer di halaman Tugu Pahlawan Raja Haji Fisabilillah, di tepi Laut. Dari model RX King yang masih standar hingga RX King yang sudah dimodifikasi. Belasan Yamaha RX King ini pecinta sepeda motor RX King yang tergabung dalam King Independent Motor Club (KIMC).


Wadah ini terbentuk 20 Februari 2007, bermula dari tiga orang yang sama-sama menggunakan RX King. ”Awalnya cuma tiga orang saja, hanya dalam hitungan tiga bulan, anggota semakin banyak,” ujar Roy, Ketua KIMC. Saat ini ada 20 anggota KIMC, namun yang aktif sekitar 15 orang.


Mengenai imej negatif yang melekat pada kendaraan tersebut, diakui Roy, itu bukan suatu halangan bagi mereka untuk tetap mencintai RX King. ”Mungkin tarikannya kencang makanya, banyak dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan, itu membuktikan RX King lebih cepat dari kendaraan lainnya,” ujar Roy.


Dikatakan Roy, RX King keluaran 2004 miliknya kini kondisinya masih standar. Tarikan RX King yang kencang salah satu jadi alasan kenapa ia memilih sepeda motor diproduksi Yamaha ini.
Selain itu, untuk mendapatkan onderdil lebih murah dibandingkan onderdil kendaraan lainnya.

Roy hingga kini masih mempertahankan model aslinya. Hanya saja diakuinya, karena jenis motor 2 tak, sehingga suara mesinnya lebih nyaring dibandingkan mesin empat tak. ”Ada kelebihan, pasti ada kekurangan,” ujarnya.


Berbeda dengan Yoyo, pemilik Yamaha RX King yang sudah dimodifikasi. Warna hijau metalik jadi pilihan Yoyo mengubah RX King nya yang tadinya berwarna kuning terang. ”Ini warna kedua yang diganti selama lima tahun memiliki RX King, keluaran 2004,” ujar warga Batu Hitam ini.
Diakui Yoyo, dari sekian banyak jenis kendaraan, ia tertarik dengan RX King karena model dan tarikan RX King dianggap jauh lebih baik dibandingkan dengan jenis kendaraan lainnya. ***


”Yang pasti karena gampang cari onderdilnya,” katanya.


Hanya saja, meskipun onderdil Yamaha RX King tergolong murah dan mudah mencarinya, ada beberapa onderdil yang sengaja dipesannya ke luar kota. ”Kalau ingin beda dan lain dari yang lain, biasanya berburu ke luar kota atau minimal pesan lalu dikirim,” ungkap Yoyo.


Misalnya saja untuk mendapatkan knalpot, Yoyok berburu hingga ke Medan dan Jawa. Untuk modifikasi RX King miliknya, Yoyok sudah menghabiskan uang lebih dari Rp5 juta.


Demikian juga dengan Rahmat, pemilik RX King tahun 1999 warna merah metalik. Untuk mendapatkan sparepart, seperti stang, stiker, lampu depan dan belakang, jok kulit serta berbagai onderdil lainnya sengaja mencarinya ke Batam. ”Kalau di Pinang, apa yang dicari biasanya kurang lengkap dan dibandingkan harga, di Batam lebih murah,” ujar Rahmat yang menghabiskan untuk perubahan RX King nya hingga Rp2 juta.


Berbagai alasan dan kesamaan anggota pecinta RX King inilah, akhirnya mereka tertarik masuk dalam KIMC sebagai komunitas satu-satunya pecinta RX King di Tanjungpinang.


”Kalau masuk dengan komunitas seperti ini, jadi enak membahas RX King yang dimiliki,” ujar Rahmat. Bahkan, beberapa modifikasi yang dilakukan juga kadang dibuat atas saran dari tman-teman pencinta RX King.


Selain membahas masalah sepeda motor, komunitas ini juga beberap kali melakukan kegiatan yang sifatnya sosial. ”Sesuai dengan nama wadah kami ”independent” ada atau tidak adanya sponsor, kami tetap melakukan kegiatan dari swadaya sendiri,” ujar Roy.


Berbagai kegiatan yang pernah digelar di bawah bendera KIMC yang bermarkas di Bintan Center Batu 9, beberapa kali melakukan touring. ”Sejauh ini berbagai kegiatan masih untuk lingkungan komunitas, yang paling penting mejalin silaturahmi sesama anggota, soal motor justru akhirnya jadi nomor dua, meskipun awalnya itu yang mendasari,’’ papar Roy.(dew)