Kamis, 13 Mei 2010
Yamaha Hentikan Produksi RX-King
DOKUMENTASI YAMAHA MOTOR
JAKARTA, KOMPAS.com — PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) selaku ATPM sepeda motor Yamaha memutuskan untuk menyetop produksi RX-King, sepeda motor jenis sport yang begitu melegenda di Tanah Air. “Kami berhenti memproduksi motor tersebut sejak Februari,” kata Wakil Presiden PT YMKI Dionysius Beti, Selasa (24/3) di Jakarta. Langkah tersebut dilakukan atas mandat dari kantor prinsipal di Jepang.
Selain sudah terlalu lama, teknologi yang diusung tak sesuai dengan standar emisi gas buang. Motor berkapasitas 150 cc itu berteknologi 2-tak, sementara sekarang umumnya bermesin 4-tak. Dijelaskan oleh Dion, kalau mau mengembangkan kembali, butuh biaya tinggi dan harga jualnya jadi tinggi dan masyarakat tak sanggup membeli.
Walau demikian, untuk mengenang legendanya, YMKI mengeluarkan Yamaha RX King limited edition. Ini sekaligus untuk menandai kiprahnya di jagat sepeda motor selama 30 tahun. “Jumlahnya sangat terbatas tidak sampai 100 unit saja dan ini menghabiskan stok yang ada,” tandas Dion.
Sejak kelahirannya di tahun 1980 sampai Februari 2009, penjualan Yamaha RX King sudah menembus 1 juta unit. Pada 2008, penjualannya menembus angka 12.017 unit dan sampai Februari 2009 sudah mencapai 3.992 unit.
YMKI juga tidak berencana untuk mengeluarkan pengganti Yamaha RX King. Mereka mengaku cukup hanya dengan mengandalkan varian dari Vixion dan Scorpion. Ini sekaligus menepis isu bahwa YMKI bakal mengeluarkan Fazer 250. “Kami memang akan mengeluarkan beberapa produk baru di tahun ini, tapi belum bisa saya beritahu,” tukasnya.
Yamaha RX King Dengan Pro Arm
Motor Plus
Sriwijaya Post - Rabu, 21 Januari 2009 13:51 WIB
Motor sport yang kencang, gesit dan lincah. Itulah karakter dari Yamaha RX-King yang begitu melegenda sebagai raja di kategori motor 2-tak. Kelebihan itu yang coba dipertahankan Koh Awi ketika memodifikasi agar tampilannya lebih macho dan futuristik.
Karena itu, seperti tangki bahan bakar oleh Budi Udin Fakkar dari Jatayu Motor Sport yang memodifikasi tetap dipertahankan keasliannya. Hanya, Budi menambahkan kaca kecil di sisi kiri tangki untuk memonitor persediaan bahan bakar. Trus, tutup bak kopling dibikin transparan. “Selain menambah keunikan, juga bisa memantau kekotoran oli,” jelas Budi.
Keunikan lain dari RX-King tampak pada sistem kaki-kakinya yang dibuat lebih modern. Seperti sokbreker depan diubah model upside down dari Aprilia. Di bagian ini juga dipilih diameter as sok tidak terlalu lebar, hanya 40 mm, sehingga tidak merusak tema.
Sementara sistem suspensi belakang mengikuti desain dari Honda NSR 150 SP menganut single arm (pro arm) plus monosok. “Dengan kata lain, jadi lebih up to date tanpa menghilangkan ciri RX-King. Juga sesuai harapan customer,” tambah Budi.
Kesan RX-King sebagai motor sport yang kencang diperkuat oleh Budi penggunaan knalpot racing. Lalu, desain tempat duduk yangtunggal dengan buritan lancip ala MotoGP. Dan tampilan kian gahar dengan memakai cat Spies Hecker dengan seri red Ferrari.
Sebenernya ini lanjutan artikel sebelumnya.Bahasannya gak jauh-jauh dari knalpot.
2. Catalytic Converter
Bukan kali pertama di Indonesia pada motor Yamaha, sebelumnya sudah diterapkan pada motor jenis underbone 125 cc 2 tak compeletely built up (CBU) dari Malaysia yaitu 125Z. Motor ini sendiri dirilis tahun 2000 dengan mendatangkan Norick Abe,pembalap MotoGP papan atas saat itu, untuk melaunchingnya.
Pada prinsipnya sama saja. Knalpot dilengkapi dengan Catalytic Converter (System Two Way Catalyzed Muffler) sehingga gas buang memenuhi regulasi standar Euro 2.
Tipe Pipe Catalyst
Berfungsi membakar sisa gas buang yang melewati lubang membara. Efisiensinya tidak terlalu tinggi dan hambatan alirannya rendah. Tipe ini sebagai catalyst awal untuk mendukung catalyst utama.
Tipe monolith (honeycomb)
Model sarang tawon, berfungsi sebagai catalyst utama. Memiliki kemampuan menyaring lebih akurat lagi sehingga gas buang lebih baik lagi. Adapun efisiensinya paling tinggi sehingga suhu dan hambatan alirannyapun tinggi.
Kemudian,setelah dilakukan penambahan dua fitur di atas, yaitu AIS dan catalytic converter dilakukan pengujian pada unit King lama dan King baru.
Hasilnya cukup menakjubkan. Ini dia hasilnya.Ada juga perbandingan dengan King lama juga standar emisi euro 2.
So…selain itu,kurang fair bila tidak disimak opini King mania yang lebih memilih motor ini sebagai tunggangan harian. Bro satu ini merupakan salah satu member King Club Djakarta (KCDj),salah satu dari club/ komunitas pengguna RX King di tanah air yang diakui oleh pihak PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).
Menurutnya King baru ini lebih irit bahan bakar ketimbang Yamaha Scorpio dan Mio. Asalkan pemakaian normal konsumsi bahan bakar 1 liter bisa untuk menempuh jarak kurang lebih 40 km. Dalam kondisi mesin standar kecepatan 140 km/ jam mudah digapai. Namun, bukan berarti tidak ada kekurangannya karena mesin dianggapnya cepat panas, dikarenakan pada knalpot terlalu banyak saringannya.
Well, setelah dikonfirmasi ke pihak Yamaha panas mesin yang ditimbulkan adalah wajar dan masih bisa ditolerir sehingga tidak sampai over heating (panas yang berlebihan).
Buat pemilik RX King lama yang ingin motornya lebih ramah lingkungan,siapkan saja budget kurang lebih sejuta perak untuk mendapatkan peranti pereduksi emisi gas buang ini. Juga butuh dudukan baru,karena knalpot baru ini lebih berat ketimbang versi yang lama.
Semua informasi didapat dari pihak PT.Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).
Yamaha RX -King Indonesia (YRKI) adalah sebagai wadah organisasi bagi semua club sepeda motor Yamaha RX-King di Indonesia. Awal pendirian YRKI idenya digulirkan oleh 4 (empat) club, yaitu Semarang RX-King Club (SRC), Muntilan King Club (MKC) yang pada saat itu masih bernama KUPEK (Kumpulan Pemuda Pencinta King), Jogja King Club (JKC) dan King’s Club Djakarta (KCDj) pada bulan Mei 2004.
Pada tanggal 12 Juli 2004 pukul 12.00 wib di Puncak Bogor Jawa Barat, YRKI resmi berdiri dengan dihadiri oleh Cirebon King Club (CKC) yang pada saat itu masih bernama YRxC2 (Yamaha Rx Club Cirebon), Jogja King Club (JKC), King’s Club Djakarta (KCDj), Kings Club Tangerang (KCT) dan King Owner Club (KOC) Bandung.
Kepengurusan YRKI dibentuk di Pangandaran Jawa Barat pada bulan September 2004, yang di hadiri oleh JKC, SKC, SRC, CKC dan KCDj.
YRKI tidak memaksakan club Yamaha RX-King yang ada harus ikut bergabung di YRKI. Keikutsertaannya hanya kesadaran dari masing-masing club. Organisasi YRKI adalah bertujuan sosial, tidak untuk mencari uang dalam arti menguntungkan diri sendiri. Bila YRKI mencari dana dari sponsor adalah untuk mengadakan suatu acara, misalnya Jambore atau Baksos yang mengatasnamakan YRKI dan club yang terkait.
Kemajuan YRKI sangat tergantung pada keaktifan dan semangat dari club-club yang tergabung didalamnya. YRKI tidak punya anggota sendiri/perorangan. Anggota dari YRKI adalah club-club Yamaha RX-King. Untuk itu Ketua YRKI haruslah seorang Ketua club agar Program YRKI dapat berjalan dengan baik dengan dibantu oleh pengurus YRKI lainnya yang juga dari Ketua club Yamaha RX-King.
Sumber :
Dodo/KCDj-077
24 Juli 2007
KIMC, Komunitas Pecinta Yamaha RX King
Selasa, 05 Januari 2010 | |
Seperti yang tampak, sore kemarin. Belasan sepeda motor Yamaha RX King berjejer di halaman Tugu Pahlawan Raja Haji Fisabilillah, di tepi Laut. Dari model RX King yang masih standar hingga RX King yang sudah dimodifikasi. Belasan Yamaha RX King ini pecinta sepeda motor RX King yang tergabung dalam King Independent Motor Club (KIMC).
Roy hingga kini masih mempertahankan model aslinya. Hanya saja diakuinya, karena jenis motor 2 tak, sehingga suara mesinnya lebih nyaring dibandingkan mesin empat tak. ”Ada kelebihan, pasti ada kekurangan,” ujarnya.
|
Langganan:
Postingan (Atom)